CIRI CIRI PEMIMPIN YANG BAIK DAN SEJATI
Pertama,
memiliki sifat seperti matahari atau sang surya. Setiap pagi selalu terbit dari
sebelah timur dan sore akan tenggelam sebelah barat tepat pada waktunya. Dia
memberikan kekuatan, energi, semangat, dan harapan untuk hidup. Dari sifat atau
watak sang surya itulah, manusia dapat mencontoh sifat kedisiplinan dalam
menjalani kehidupan, selalu memberikan kekuatan, semangat, dan harapan bagi
dirinya dan kemudian ditularkan kepada semua yang ada di sekelilingnya,
terutama keluarga dan masyarakat. Selain itu, matahari pelita dunia dan
diharapkan manusia juga dapat berperan sebagai penerang kehidupan
bermasyarakat. Jangan sebaliknya, menimbulkan ketidakdisiplinan kinerja,
menciptakan situasi panas, tidak bersemangat kerja, dan menumbuhkan permusuhan
satu sama lain.
Kedua, watak bulan atau sang candra. Saat
malam, sinar matahari sudah tidak lagi menerangi sebagian bumi sehingga sinar
bulan akan menggantikan kedudukan matahari, yaitu penerang malam. Makna
filosofisnya, pemimpin harus bisa mencontoh bulan yang dapat menerangi diri
sendiri dan orang lain saat dalam kegelapan hati dan pikiran.
Pengertian penerangan adalah memberikan nasihat, penjelasan, pendidikan, dan
memberikan suri taudalan bagi orang yang belum mengerti atau yang sesat. Bukan
sebaliknya, malah tidka memberikan contoh yang baik, mudah sekali berkata
bohong dan bertindak diktator, serta membiarkan masyarakat tetap hidup dalam
kegelapan.
Ketiga, bintang atau sang kartika. Bintang dapat dijadikan sebagai
pedoman para nelayan atau pelaut yang fungsinya dapat menggantikan peralatan
kompas jika ingin bepergian berlayar pada malam hari. Filosofisnya, seorang
pemimpin harus bisa memberikan pedoman atau petunjuk cara melangkah ke arah
yang benar supaya tidak tersesat, menjadi teladan bagi orang lain, dan
hendaknya dapat menampilkan diri dengan baik dan benar serta tidak mengajarkan
hal-hal yang menyimpang dari aturan.
Keempat, bumi, tanah atau kisma. Tanah atau bumi memiliki sifat
sabar, welas asih atau murah hati. Biar bumi diinjak-injak, digali, dibom,
bahkan diperlakukan apa saja, ia tidak akan bereaksi apa pun dan akan menerima
apa adanya. Filosofisnya, seorang pemimpin hendaknya bisa mencontoh bumi, yaitu
sebagai tempat berpijak, tumpuan bagi orang yang berkeluh-kesah dan pengayoman
masyarakat. Bukan sebaliknya, tempat keresahan, kegundahan, dan ketidakpastian.
Kelima, laut, samudera tau baruna. Laut merupakan muara (hilir)
semua sungai yang mengalir dari pegunungan (hulu), baik berasal dari sungai
besar atau kecil, sungai bersih atau kotor (berpolusi), maupun sungai yang
berkelo-kelok atau lurus. Filosofisnya, pemimpin hendaknya harus siap sebagai
penampung berbagai kesulitan yang sedang dilanda masyarakat, penciptaan
kehidupan, kesabaran, penyejuk, kehausan akan informasi, dan transformasi.
Bukan menjadi penciptaaan bencana dalam kehidupan yang sulit dan tidak mau
menerima keluhan masyarakat serta apatis.
Keenam, api atau dahana. Sifat api adalah melahap apa saja yang
ada di dekatnya tanpa melihat siapa, apa, kapan, dimana, dan mengapa.
Filosofisnya, seorang pemimpin harus berani bertindak tegas dan tanpa pandang
bulu dalam menegakkan kebenaran dan keadilan sebagai tempat penerang
hati-nurani, pelita hidup dan kehidupan. Bukan sebaliknya, pemicu, provokator
atau pembangkit nafsu amarah dan nafsu setan serta membiarkan ketidakadilan dan
ketidakbenaran dalam tata kehidupan bernegara.
Ketujuh, angin atau maruta. Sifat angin bis abertiup ke mana-mana
dan ada di mana-mana yang tidak membedakan ruang, waktu, dan tempat. Nilai
filosofisnya, seorang pemimpin harus bisa masuk ke segala lini, tidak
membedakan suku, bangsa, ras, dan agama yang bisa dirasakan sampai ke
masyarakat tingkat bawah sekalipun.
Kedelapan, langit atau angkasa. Langit merupakan tempat bagi benda-benda
langit, yaitu bintang, bulan, meteor, dan komet. Pada saat langit mendung dan
terlihat hitam kelam disertai dengan suara gelegar guntur maupun kilatan petir
yang akhirnya muncul hujan deras, langit tetap diam dan tidak pernah protes.
Filosofisnya,
seorang pemimpin harus tetap tegar, perkasa, dan percaya diri dalam menghadapi
suara masyarakat yang kencang, tekanan, dan berbagai tantangan lainnya.
Pada saat udara cerah, langitpun cerah. Sehingga seorang pemimpin haruslah
memiliki sifat berwibawa dan selalu bermanfaat.